Kamis, 04 Juni 2015

Spesies Cicak di Hutan Natuna

Ditemukan Empat Spesies Baru Cicak Hutan di Natuna

No Image
Cicak batu Cnemaspis mumpuniae (Dok. Awal Riyanto-LIPI)
Cicak bukan sembarang cicak. Sebanyak empat jenis cicak hutan dan batu yang ditemukan oleh peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Pulau Natuna ternyata adalah empat cicak spesies baru.

Adalah Awal Riyanto, peneliti ahli herpetofauna dari LIPI yang berhasil mengidentifikasi keempat spesies baru tersebut. Keempat spesies baru itu adalah: Cyrtodactylus hikidai, Cyrtodactylus rosichonariefi, Cnemaspis mumpiniae dan Cnemaspis sundainsula.

Awal mengatakan, penemuan itu diawali undangan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pemerintah Kabupaten Natuna pada 2011. LIPI kemudian menerjunkan tim fauna untuk melakukan inventarisasi di Pulau Bunguran. Dua tahun kemudian, atas undangan Badan Lingkungan Hidup Daerah Pemerintah Kabupaten Natuna, penelitian dilanjutkan ke Pulau Tiga dan Sedanau.

Marga Cyrtodactylus lebih dikenal dengan nama Cicak Berjari Membusur. Adapun marga Cnemaspis adalah Cicak Batu Berpupil Vertikal. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal spesies baru Zootaxa. Awal sendiri sedang merampungkan buku mengenai herpetofauna di Kepulauan Natuna yang diharapkan bisa terbit di Edition Chimaria.

Awal mengatakan kepulauan Natuna adalah gugusan kepulauan terluar Indonesia. Kepulauan yang merupakan wilayah Provinsi Kepulauan Riau ini berada di Laut China Selatan. “Secara biogeografis, Natuna menjadi stepping stone bagi pergerakan fauna antara Semenanjung Malaysia dan Kalimantan (Borneo),” kata Awal kepada CNN Indonesia, Minggu (31/5).


Seperti apa ciri-ciri spesies baru cicak hutan dan cicak batu temuan peneliti LIPI ini?

Cyrtodactylus rosichonariefi

Cicak hutan Cyrtodactylus rosichonariefi (Dok. Awal Riyanto-LIPI)


Cyrtodactylus rosichonariefi

Cicak hutan ini memiliki ukuran relatif kecil, hanya sepanjang 5,4 centimeter. Berdasarkan kajian molekular dan morfologi, spesies ini diketahui berkerabat dekat dengan Cyrtodactylus majulah yang ditemukan di Singapura dan Pulau Bintan. Cicak yang dijumpai di hutan Sekunyam ini berwarna pink abu-abu dengan bercak gelap di punggung.

Pemberian nama rosichonariefi merupakan penghormatan kepada dua ilmuwan dari LIPI, yaitu: Prof. Rosichon Ubaidillah, PhD dan Ir. Ahmad Jauhar Arief, M.Sc atas jasa-jasanya dalam memajukan ilmu pengetahuan dan memfasilitasi peneliti-peneliti muda.

Cyrtodactylus hikidai

Cicak hutan Cyrtodactylus hikidai. (Dok.Awal Riyanto-LIPI)

Cyrtodactylus hikidai

Cicak hutan ini berukuran cukup besar yaitu sekitar 10 cm. Tubuh bagian atas mempunyai warna dasar cokelat yang dihiasi pola pita melintang berwarna putih yang diapit warna gelap. Corak dan pola warna tersebut mirip kerabatnya yaitu Cyrtodactylus consobrinus dan Cyrtodactylus aurensis. Perbedaan dengan Cyrtodactylus consobrinus terletak pada struktur ceruk pre-kloakal. Adapun yang membedakannya dengan Cyrtodactylus aurensis adalah adanya struktur tubercular (bonggol) pada permukaan atas lengan, kaki, dan kepala
hingga tengkuk.

Cicak hikidai ini aktif di malah hari dan mudah dijumpai di bebatuan besar dan batang pohon yang relatif besar di hutan sekunder hingga primer, sampai di ketinggian 345 meter di atas permukaan laut di Pulau Bunguran. Pemberian nama hikidai untuk menghormati ilmuwan Jepang Prof. Tsutomu Hikida atas jasa-jasanya dalam mengembangkan herpetologi di Asia.

Cnemaspis sundainsula

Cicak batu Cnemaspis sundainsula (Dok. Awal Riyanto-LIPI)

Cnemaspis sundainsula

Cicak batu ini mempunyai ukuran hingga 8,4 cm dengan warna dasar permukaan tubuh bagian atas cokelat kekuningan dan terdapat bercak hitam pada vertebralnya. Cicak ini menghuni kawasan hutan primer dan sekunder di kaki gunung Ranai pada ketinggian antara 51 hingga 345 meter di atas permukaan laut. Berkebalikan dengan Cnemaspis mumpuniae, Cnemaspis sundainsula lebih umum dijumpai di bebatuan granit besar dari pada di batang pohon.



Penamaan sundainsula berasal dari dua kata “Sunda” dan “Insula”. Sunda merupakan nama Kerajaan Hindu di Jawa Bagian Barat pada tahun 669-1579 Masehi, di samping yang secara geografis menunjukkan wilayah yang berada di barat Asia Tenggara, yang berasosiasi dengan Laut China Selatan. Adapun insula adalah bahasa latin yang bermakna pulau. Penamaan sundainsula adalah untuk menunjukkan bahwa spesies ini endemik daratan Sunda.

Sumber : CNN INDONESIA



Artikel ini ditulis oleh Deddy S, CNN Indonesia Senin, 01/06/2015 07:30 WIB
Artikel ini diunggah oleh Pramono pada tanggal 01 Juni 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

y
g
o
l
o
i
B
o
t
e
m
o
c
l
e
W